Keratosis Pilaris: Sifat dan Gejala

Jika tidak diobati, bercak kasar dan benjolan di tubuh anda akan mengganggu penampilan anda. Jangan khawatir karena kemungkinan itu adalah penyakit kulit keratosis pilaris, penyakit kulit jinak. Apa sebabnya? Bagaimana mengobatinya?

Ringkasan

● Apa itu keratosis pilaris?

●     Siapa saja yang dapat terkena keratosis pilaris?

●     Apa saja gejala keratosis pilaris?

●     Bagaimana tatalaksana keratosis pilaris?

●     Apakah keratosis pilaris dapat hilang sendiri?

Apa Itu Keratosis Pilaris?

Keratosis pilaris adalah salah satu penyakit kulit yang paling umum, yang mempengaruhi hampir satu dari empat orang. Keratosis pilaris ditandai dengan kelebihan produksi keratin yang biasanya menyumbat folikel rambut.

Gejala Keratosis Pilaris

Keratosis pilaris diartikan sebagai kondisi kulit kering dan kasar, atau papula folikuler (kondisi seperti saat sedang merinding). Ada beberapa jenis keratosis pilaris, yaitu:

● Keratosis pilaris merah: Keratosis pilaris jinak yang menyebabkan kondisi kulit kemerahan dan seperti radang.

●     Keratosis atrofi: Keratosis yang membuat kerontokan rambut karena penyumbatan pori-pori.

●     Keratosis akibat penyakit kulit lainnya: Kondisi sekunder dari penyakit kulit lain seperti psoriasis, eksim folikular, penyakit kudis yang terjadi karena kekurangan vitamin c, sifilis spinulosa sekunder, dan jenis pilar dysplasia tertentu.

Keratosis pilaris biasanya terlihat di bagian lengan, tidak hanya itu keratosis pilaris juga dapat terjadi di bagian tubuh lain seperti paha, bokong, bahkan wajah yang dapat dimulai dari pipi sampai dengan tulang alis. Keratosis pilaris biasanya tidak menunjukkan gejala dan tidak menimbulkan gangguan tertentu, dan hanya mengganggu penampilan.

Siapa Saja Yang Dapat Terkena Keratosis Pilaris?

Keratosis pilaris biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia dibawah 10 tahun sampai pada masa pubertas atau remaja. Penelitian telah menunjukkan bahwa keratosis pilaris terjangkit pada 50% hingga 80% remaja dan 40% orang dewasa yang berusia dibawah 30 tahun memilikinya. Biasanya wanita lebih mudah terkena keratosis pilaris daripada pria, dengan perbandingan 61% untuk wanita dan 39% untuk pria. Tetapi mungkin saja pria mau berkonsultasi dengan dokter atau dokter kulit mereka karena keturunan (genetik) atau masalah kulit lain. Sekitar 30% hingga 50% pasien dengan keratosis pilaris memiliki riwayat keluarga yang juga terkena keratosis pilaris. Sedangkan untuk penyakit kulit lain dapat terkait dengan iktiosis, dermatitis atopik, ichthyosis vulgaris, obesitas, diabetes melitus, atau malnutrisi.

Tatalaksana Keratosis Pilaris

Pengobatan dengan keratolitik urea atau asam salisilat adalah menunjukkan hasil yang sangat baik. Tetapi, tidak pasti karena hanya simtomatik dan menunda saja. Perawatan dengan asam salisilat jika memakai asam dengan konsentrasi 15% hingga 20% dapat membuat pengelupasan keratosis pilaris jika dianggap sangat mengganggu penampilan.

Penting untuk melakukan hal-hal berikut:

  1. Mengganti sabun jika terasa tidak cocok
  2. Menggunakan krim yang mengandung emolien pada area yang terkena keratosis pilaris setelah mandi
  3. Hindari kulit dari paparan bahan sintetis

Gejala keratosis pilaris biasanya membaik jika terkena sinar matahari. Penelitian menunjukkan bahwa iklim yang panas dan lembab meminimalisir munculnya keratosis pilaris.

Apakah keratosis pilaris bisa hilang sendiri?

Gejala keratosis pilaris biasanya akan membaik setelah bertahun-tahun dan hilang setelah berusia 30 tahun. Namun terkadang dapat muncul kembali atau tidak hilang sama sekali.

Referensi :

  1. NCBI: Keratosis pilaris: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546708/
  2. PAMJ: Keratosis pilaris: https://www.panafrican-med-journal.com/content/article/33/274/full/
  3. Doctisimmo: Keratosis pilaris: https://www.doctissimo.fr/html/dossiers/peau_boutons/16042-keratose-pilaire.htm

Keyword : Keratosis Pilaris

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *